Pages

Senin, 01 Agustus 2011

I wrote this for him


Kenapa dia nampak begitu indah di mataku. Kenapa aku selalu membayangkannya setiap saat. Setiap kali aku mencoba menyatakan perasaanku kepadanya aku selalu gagal dan akhirnya hanya mempermalukan diriku sendiri. Kenapa dia harus begitu jauh dan kenapa harus dia orang yang kusuka? Aku kerap jatuh cinta pada tiap cowok tapi aku tak sampai berfikir kalau cowok yang kusuka akan menjadi suamiku kelak. Tapi dia berbeda, aku memikirkannya setiap saat. Aku bahkan selalu membayangkan kalau dialah suatu saat yang akan menjadi pendampingku. Walau dia tampak sulit dijangkau. Dan aku tahu persis posisiku. Betapa bodohnya aku.

Apakah dia mungkin akan pernah mencintaiku sebagai aku? Dia pernah sekali mencintaiku –sebagai aku yang lain--. Namun setelah semuanya terbongkar kini dia semakin menjauh. Aku semakin terpuruk dalam keputusasaan ku sendiri. Aku tau beberapa fakta yang memungkinkannya tak mungkin mencintaiku. Begitu sulit rasanya. Aku sakit tiap kali memandang fotonya. Jantungku berdegup keras tiap memikirkan dia. Rasanya seperti ada aliran listrik yang mengaliri tubuhku menimbulkan sensasi yang sulit untuk kuceritakan. Mungkin aku sendiri tak tahu bagaimana harus menceritakannya. Aku sendiri orang yang bodoh dalam memahami perasaanku sendiri maupun orang lain.

Dan hari ini puncaknya aku tak tahan lagi untuk menulis notes ini untuknya.

Aku sedih, aku marah, aku kecewa dan aku takut ketika mengetahuinya telah bersama orang lain. Bukan orang lain tak aku kenal. Justru karna itu perasaanku semakin kalut. Rasanya sungguh berbeda ketika aku mengetahuinya bersama dengan orang lain yang tak ku kenal. Aku sempat kecewa, kemudian hatiku seperti mati rasa. Karna aku tak perduli lagi, tapi entah mengapa aku tak sekesal dan sekaget ini ketika aku melihat (foto)-nya bersama ‘dia’. ‘Dia’ bisa dibilang aku cukup akrab dengannya. –sungguh pemikiran yang naïf karena aku tidak pernah benar-benar bertemu dengannya – Dia gadis yang baik, sepemikiranku. Karena dia bersikap baik padaku dan aku pun menyukainya. Menceritakan banyak hal padanya. Bahkan perasaanku sendiri terhadap sahabat baiknya. Ya, maksudku adalah cowok yang ku suka.

Jadi dia dan ‘dia’ adalah (mantan?) teman baikku. Maafkan aku karna berfikir seperti itu. Aku sangat menyayangi mereka. Sungguh. Bahkan aku sempat berfikir suatu saat nanti aku kan benar-benar bertemu mereka dan menjadi ‘dekat’ dengan mereka. Sangat dekat. Sehingga aku bisa menjadi bagian dari mereka. Sekali lagi, pemikiranku sangat naif.

Aku menyukainya. Akupun berharap dia akan menyukaiku juga. Rasanya sulit membayangkan kalau dia tak kan lagi menjadi bagian dari hidupku. Aku menginginkannya dengan segenap rasa egois ku. Aku merasa seperti orang yang telah kalah tapi tak mau menyerah. Sekali lagi, atau mungkin berulang kali, aku mempermalukan diriku sendiri.

Dadaku sesak memikirkannya. Berfikir tak bisa menjangkaunya membuatku sakit. Aku ingin bisa menjangkaunya. Aku ingin dia memperlakukanku seperti dia memperlakukannya. Sangat baik, dan perhatian. Hingga menyilaukan mata orang-orang yang melihat keakraban mereka. Sehingga semua orang akan tersenyum melihat kami. Aku terpuruk.

Aku tak benar-benar mencintainya, pikirku sebelumnya. Dia hanyalah bagian dari kenanganku yang lalu. Saat aku dengan hati dingin membohongi orang lain dan membuatnya menderita karenaku. Aku tahu itu salahku. Aku bersalah apakah sebab itu dia tak menyukaiku lagi. Tidak, jikapun dari awal aku memberi tahu dia siapa aku sebenarnya dia mungkin juga dia tak akan menanggapiku lebih. Setidaknya aku sudah pernah merasakan bagaimana dicintai olehnya –sebagai diriku yang lain--. Rasanya sungguh indah tapi juga menyakitkan waktu itu, tapi melebihi dari saya menyakitkan karna kebohonganku, rasa bahagia membutakanku. Sesaat. Kemudian aku seperti dihantam keras jatuh ke bumi setelah aku diangkat tinggi-tinggi ke langit oleh kebahagiaan. Sungguh menyedihkan.

Aku tak sedang bersyair. Aku tak sedang membuat cerita karangan untuk dijadikan cerpen. Karena saat aku berusaha membuat cerpen, seringkali pikiran ku menjadi buntu dan tak tahu kata-kata apa selanjutnya yang harus kutulis. Aku sedang bercerita tentang perasan ku. Perasaan bahagia, kalut, sedih, melayang-layang, terjatuh, sakit, takut, terpesona, mencintai dan bagaimana rasa sakitnya ditolak. Pikiranku buntu. Tapi entah mengapa jari-jariku terus bergerak mengetikkan kata-kata yang muncul dari dalam hati ke keyboard. Aku tak perlu berfikir keras untuk mengungkapkan apa yang kurasakan. Aku ingin menceritakan semua perasaanku padanya. Walau aku tak tau apakah ia akan mengerti maksudnya tau tidak. Kuharap ia mengerti.

---------------------------
For  you,

Aku tak pernah mengira sebelumnya kau akan menjadi bagian dari sekeping hatiku. Lalu membesar dan semakin membesar. Aku tak pernah menyangka jika dulunya kau hanya kujadikan main-main namun akhirnya aku sendiri yang jatuh semakin dalam oleh rasa cinta. Itu salahmu. Ya, aku bisa bilang begitu. Kau datang tiba-tiba. Dengan segenap rasa ingin tahu dan kemudian mencintai, lalu saat aku balik mencintaimu, kau mencampakanku. Maaf aku menggunakan kata-kata yang dramatis. Kau tidak benar-benar mencampakanku. Tapi seperti itulah yang kurasakan. Lebih mudah untuk tidak pernah mengenalmu sama sekali daripada harus kenal dan tersakiti oleh rasa penolakan.

Ok, sebagian itu salahku. Mungkin sebagian besar. Atau mungkin kau sama sekali sudah tak memikirkannya. Karena aku hanyalah segelintir orang dari sekian banyak orang yang kau kenal di dunia tak nyata yang tinggal jauh beribu-ribu mil. Mungkin bagai siang dan malam atau bagai berada dibalik benua dan memiliki perbedaan waktu 12 jam. Kau pun tak pernah sekalipun berjumpa denganku. Hanya melalui foto. Yang belum tentu itu adalah gambaran diriku yang sebenarnya. Semua orang tahu foto bisa menipu.

Tapi perasaan ku padamu itu jujur. AKU SUNGGUH-SUNGGUH MENCINTAIMU. Hingga kadang-kadang aku menitikan air mata saat memikirkanmu. Atau lebih sering akhir-akhir ini saat melihatmu bersamanya. Katakan padaku yang SEJUJURNYA apa itu untuk membuatku menyerah karena kamu sudah terlalu bosan dengan segala daya upayaku?? Atau hanya untuk main-main dan memperlihatkan ke semua orang agar semua orang menjadi cemburu dan kalian akan merasa bangga?? Kalau keduanya itu betul, kamu telah sukses melakukannya padaku. YA, AKU CEMBURU!!! SANGAT CEMBURU!!!! Dan sangat sangat sedih…

OMG, aku tak tahu kenapa tanganku tak bisa berhenti menulis semua ini. Kurasa otakku sudah tak bisa mengendalikannya lagi. Aku ingin memberitahukanmu semuanya. Bahwa aku mencintai mu. Aku sangat menginginkanmu. Sangat ingin dicintai olehmu. Bukan karna sympathy. Aku ingin, aku ingin!!

Kamu satu-satunya orang yang ku inginkan menjadi kekasihku saat ini, dirimu, yang begitu indah. Aku sangat ingin memilikinya. Andaikan aku orang yang tepat yang sesuai dengan apa yang kaucari dan kau inginkan untuk bersamamu betapa beruntungnya aku. Ku harap aku bisa menjadi seperti itu. Jangan, tolong jangan buyarkan mimpiku. OMG, aku pasti tampak payah sekali memohon padamu seperti itu. Tapi cinta itu perlu diperjuangkan, walau hanya dengan menyampaikannya lewat kata-kata. AKU TAK MAU HIDUPKU HAMPA TANPAMU. ANDAI AKU BISA BERDOA. AKU INGIN KAMU MENJADI KEKASIHKU. HANYA MILIKKU. BUKAN ORANG LAIN.

1 komentar:

  1. aku suka cerita ini :)
    ini cerita nyata? kalau iya sabar dear. suatu saat kamu akan menemukan jodohmu sendiri yang lebih baik.

    -Fie

    BalasHapus