Pages

Jumat, 29 April 2011

1st Sequel An Emo Story : Secret Letter From Mysterious Guy (Suicide Alice)

Soundtrack: My Immortal by Evanescence

Ada yang berubah setelah kematian Damien. Alice tidak lagi seceria yang dulu dan lebih menutup diri. Ia tidak bergaul dengan siapapun termasuk Anna sahabat baiknya di sekolah. Hari-harinya dihabiskan untuk menangisi kepergian Damien dan mengurung diri di kamar. Tak ada satupun orang yang dapat membujuk Alice kembali seperti dahulu, tidak pula kedua orang tuanya.

Semenjak hari itu Alice mulai merubah penampilannya dengan berpakaian serba gelap dan mengecat rambutnya dengan warna hitam. Ia menambahkan eyeliner hitam di sekeliling matanya kontras sekali dengan kulit wajahnya yang putih pucat. Tak ada senyum di wajahnya yang ada hanyalah gurat kesedihan yang terpancar jelas di muka gadis cantik itu. Alice tidak berbicara dengan siapapun kecuali seperlunya. Ia hanya akan makan dan minum bila sudah sangat lapar atau bila ia sudah ditemukan pingsan karna terlalu lama menangis sendirian di kamar.

Apapun yang Alice kerjakan tidak lepas dari bayang-bayang Damien yang selalu menghantui pikirannya. Alice tidak bisa berhenti sedetikpun memikirkan Damien. Bagaimana cara Damien meninggal dengan tragis di hadapannya tanpa Alice sempat menyatakan cinta bahkan berkata apa-apa. Damien pergi begitu saja dari hidup Alice. Kenapa hal itu bisa terjadi? Itu yang selalu Alice pertanyakan setiap saat. Disaat Alice mulai menemukan cinta pertamanya disaat itu pula maut merenggut orang yang dikasihinya.

Semua ini adalah salah Alice. Begitu yang ia pikirkan. Damien tidak mungkin meninggal kalau dia tidak berusaha menolong Alice yang terjebak di perlintasan kereta. Ya, ini adalah salah Alice. Ia terus menerus menyalahkan dirinya sendiri sebagai penyabab kematian Damien. Ia ingin Damien bisa hidup kembali dan menyelesaikan hal yang belum sempat ia selesaikan. Yaitu menyatakan cintanya pada Damien. Namun hal itu mustahil terjadi. Orang yang sudah meninggal tidak mungkin hidup kembali.

Berminggu-minggu Alice dirundung duka cita. Ia sangat depresi setelah kepergian Damien. Air mata Alice sudah tidak dapat keluar lagi karna terlalu seringnya ia menangis. Gadis malang itu kini bagai mayat hidup karna jiwanya sudah tidak bersamanya lagi melaikan entah disuatu tempat walau raganya tetap ada disini. Ia hidup dalam kehampaan tanpa adanya Damien. Damien lah satu-satunya orang yang diinginkan Alice. Namun Damien tidak mungkin bisa bersama Alice. Kalau begitu untuk apa ia masih hidup sampai saat ini?

Ia menyeka sisa-sisa air mata terakhirnya. Kemudian dari ujung matanya yang sembab ia melirik ke arah meja di sebelah. Ada sebuah benda disana. Alice mengambil benda itu dan mengamatinya. Benda itu nampak tajam dan mengkilap. Didekatkannya benda tajam itu di pergelangan tangannya kemudian ia mulai memejamkan mata. Dengan perlahan tapi pasti ia menggoreskan benda itu memotong nadinya. Cairan merah mengucur dengan deras dari pergelangan tangan Alice dan membasahi lantai kamar. Anehnya Alice tidak merasakan kesakitan. Ia tersenyum menyaksikan benda cair itu terus keluar dari dalam tubuhnya hingga ia semakin melemas. Tapi Alice merasa senang karena sebentar lagi ia dapat bertemu dengan Damien. Tak ada hal yang lebih membahagiakan bagi Alice selain berjumpa dengan orang yang sangat ia cintai melebihi nyawanya sendiri. Seiring dengan habisnya cairan merah itu dari tubuhnya berakhir pula penderitaannya selama ini di dunia. Kini Alice telah bahagia selama-lamanya bersama Damien.

~End Sequel 1~

Note: Attempt suicide is a sin! Don't do it!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar